Sabtu, 05 April 2014

tambang golongan A



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar belakang
Bahan galian merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat potensial mencakup di dalamnya adalah segala jenis sumber daya alam yang dapat memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat. Definisi bahan galian adalah bahan yang dijumpai di alam baik berupa unsur kimia, mineral, bijih atapun segala macam batuan. Dalam pengertiannya termasuk bahan yang terbentuk padat misalnya emas, perak, batugamping, lempung dan lain – lain yang berbentuk cair misalnya minyak bumi, yodium dan lain – lain, sedangkan yang berbentuk gas, misalnya gas alam ( Sukandarrumidi, 1999 ).
Pemanfaatan bahan galian di Indonesia, diatur dalam Undang – Undang  Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2009 pada bab vi pasal 34 tentang usaha pertambangan. Dalam pasal tersebut usaha pertamabangan dibagi menjadi 3 ayat, yaitu : Usaha pertambangan dikelompokkan atas :Pertambangan mineral, dan Pertambangan batubara.

B.  Tujuan penulisan
1.    Untuk mengetahui proses terbentuknya tambang golongan A
2.    Untuk mengetahui persebaran tambang golongan A di indonesia
3.    Untuk mengetahui manfaat dari hasil tambang golongan A
4.    Untuk mengetahui eksploitasi/eksplorasi tambang golongan A

C.  Manfaat penulisan
1.    mengetahui proses terbentuknya tambang golongan A
2.    mengetahui persebaran tambang golongan A di indonesia
3.    mengetahui manfaat dari hasil tambang golongan A
4.    mengetahui eksploitasi/eksplorasi tambang golongan A
BAB II
PEMBAHASAN

v TAMBANG GOLONGAN A
Tambang golongan A adalah, bahan galian golongan strategis. Yang dimaksud strategis adalah strategis bagi pertahanan/keamanan negara atau bagi perekonomian negara;.Bahan galian golongan A atau bahan galian strategis, terdiri dari:

A.  Minyak bumi, , lilin bumi, dan gas alam;
1.    Proses terbentuknya minyak bumi
·  Ganggang hidup di danau tawar (juga di laut). Mengumpulkan energi dari matahari dengan fotosintesis.
·  Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan terendapkan di dasar cekungan sedimen dan membentuk batuan induk (source rock). Batuan induk adalah batuan yang mengandung karbon (High Total Organic Carbon). Batuan ini bisa batuan hasil pengendapan di danau, di delta, maupun di dasar laut. Proses pembentukan karbon dari ganggang menjadi batuan induk ini sangat spesifik. Itulah sebabnya tidak semua cekungan sedimen akan mengandung minyak atau gas bumi. Jika karbon ini teroksidasi maka akan terurai dan bahkan menjadi rantai karbon yang tidak mungkin dimasak.
·  Batuan induk akan terkubur di bawah batuan-batuan lainnya yang berlangsung selama jutaan tahun. Proses pengendapan ini berlangsung terus menerus. Salah satu batuan yang menimbun batuan induk adalah batuan reservoir atau batuan sarang. Batuan sarang adalah batu pasir, batu gamping, atau batuan vulkanik yang tertimbun dan terdapat ruang berpori-pori di dalamnya. Jika daerah ini terus tenggelam dan terus ditumpuki oleh batuan-batuan lain di atasnya, maka batuan yang mengandung karbon ini akan terpanaskan. Semakin kedalam atau masuk amblas ke bumi, maka suhunya akan bertambah. Minyak terbentuk pada suhu antara 50 sampai 180 derajat Celsius. Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan tercapai bila suhunya mencapat 100 derajat Celsius. Ketika suhu terus bertambah karena cekungan itu semakin turun dalam yang juga diikuti penambahan batuan penimbun, maka suhu tinggi ini akan memasak karbon yang ada menjadi gas.
·  Karbon terkena panas dan bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrokarbon. Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk yang telah matang ini berupa minyak mentah. Walaupun berupa cairan, ciri fisik minyak bumi mentah berbeda dengan air. Salah satunya yang terpenting adalah berat jenis dan kekentalan. Kekentalan minyak bumi mentah lebih tinggi dari air, namun berat jenis minyak bumi mentah lebih kecil dari air. Minyak bumi yang memiliki berat jenis lebih rendah dari air cenderung akan pergi ke atas. Ketika minyak tertahan oleh sebuah bentuk batuan yang menyerupai mangkok terbalik, maka minyak ini akan tertangkap dan siap ditambang.

2.    Proses terbentuknya gas alam
Bahan utama dalam gas alam adalah metana, gas (atau senyawa) yang terdiri dari satu atom karbon dan empat atom hidrogen. Jutaan tahun lalu, sisa-sisa tanaman dan binatang (diatom) membusuk dan tertutup dalam lapisan tebal. Sisa tanaman dan hewan yang disebut bahan organik itu kemudian membusuk. Seiring waktu, pasir dan lumpur berubah menjadi batu, menutupi bahan organik yang terjebak di bawah bebatuan. Tekanan dan panas mengubah sebagian bahan organik menjadi batubara, sebagian menjadi minyak (petroleum), dan sebagian menjadi gas alam - gelembung kecil gas tidak berbau.
3.    Eksploitasi/eksplorasi minyak bumi
Daerah di dalam lapisan tanah yang kedap air tempat terkumpulnya minyak bumi disebut cekungan atau antiklinal. Lapisan paling bawah dari cekungan ini berupa air tawar atau air asin, sedangkan lapisan di atasnya berupa minyak bumi bercampur gas alam. Gas alam berada di lapisan atas minyak bumi karena massa jenisnya lebih ringan daripada massa jenis minyak bumi. Apabila akumulasi minyak bumi di suatu cekungan cukup banyak dan secara komersial menguntungkan, minyak bumi tersebut diambil dengan cara pengeboran. Minyak bumi diambil dari sumur minyak yang ada di pertambangan-pertambangan minyak. Lokasi-lokasi sumur-sumur minyak diperoleh setelah melalui proses studi geologi analisis sedimen karakter dan struktur sumber.

4.    Eksploitasi/eksplorasi gas alam
Pencarian gas alam dimulai oleh ahli geologi, yang mempelajari struktur dan proses-proses di Bumi. Mereka menemukan jenis batu yang mungkin mengandunggasdandepositminyak.
Dewasa ini, alat ahli geologis termasuk diantaranya adalah survei seismik yang digunakan untuk menemukan tempat yang tepat untuk mengebor sumur. Survei seismik menggunakan gema dari sumber getaran di permukaan bumi (biasanya pad yang bergetar dibawah mobil yang dibuat untuk tujuan ini) untuk mengumpulkan informasi tentang bebatuan di bawahnya. Kadang-kadang diperlulukan sejumlah kecil dinamit untuk memberikan getaran yang diinginkan.

Para ilmuwan dan insinyur mengeksplorasi area yang dipilih dengan mempelajari sampel bebatuan dari bumi dan melakukan pengukuran. Jika situs tersebut tampak menjanjikan, pengeboran dimulai. Beberapa daerah ini terdapat di darat, tetapi banyak juga yang berada di lepas pantai, jauh di dalam laut. Setelah gas ditemukan, maka gas dialirkan ke atas melalui sumur ke permukaan tanah dan masuk ke pipa besar.
5.    Manfaat Minyak bumi, dan gas alam;
Produk Hasil Pengolahan Minyak Bumi adalah bahan bermanfaat yang berasal dari minyak mentah (minyak bumi) setelah diproses di pengolahan minyak. Menurut komposisi dan permintaan minyak mentah, pengolahan dapat memproduksi berbagai jenis produk minyak bumi. Produk minyak terbesar digunakan sebagai energi; bermacam tingkatan minyak bahan bakar dan bensin. Hasil Pengolahan Minyak Bumi tersebut seperti LPG, Bensin, Nafta, Kerosin, Solar, Oli, Lilin, Minyak Bakar, Bitumen.
a.    LPG(LiquifiedPetroleumGas)
Gas dari hasil distilasi ( adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap ) yang dipergunakan untuk keperluan bahan bakar rumah adalah bahan bakar fosil berbentuk gas yang terutama terdiri darimetana CH4). Ia dapat ditemukan di ladang minyak, ladang gas Bumi dan juga tambang batu bara. Ketika gas yang kaya dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari fosil, maka ia disebut biogas. Sumber biogas dapat ditemukan di rawa-rawa, tempat pembuangan akhir sampah, serta penampungan kotoran manusia dan hewan.
b.   Bensin
Bensin adalah cairan campuran yang berasal dari minyak bumi dan sebagian besar tersusun dari hidrokarbon. Bensin banyak digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor seperti sepeda motor.Beberapa jenis bensin yang dikenal di Indonesiadiantaranya:
Premium, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 87
Pertamax, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 92.
Pertamax Plus, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 95.
Pertamax Racing, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 100. Khusus untuk kebutuhan balap mobil.
c.    MinyakSolar
Solar adalah fraksi minyak bumi dengan titik didih antara 270-350C. Minyak Solar biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin diesel pada kendaraan bermotor seperti bus, truk, kereta api dan traktor .
Minyak Solar biasanya digunakan sebagai :
-Pada bahan bakar motor, diesel tipe besar (seperti Bus & Truk )
-Memproduksi uap
-Mencairkan hasil peridustrian
-Membakar batu
-Mengerjakan panas dari logam
d. Minyak Pelumas
Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan di antara dua benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek.
Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang memisahkan dua permukaan yang berhubungan. Umumnya pelumas terdiri dari 90% minyak dasar dan 10% zattambahan.
Salah satu penggunaan pelumas paling utama adalah oli mesin yang dipakai pada mesin pembakaran dalam.
Kegunaan minyak pelumas diantaranya mencegah karat dan mengurangi gesekan
4.Persebaran minyak bumi dan gas alam

a)    Sumatera, terdapat di Aceh (Lhoksumawe dan Peureula); SumUt (Tanjung Pura); Riau (Sungaipakning, Dumai); SumSel (Plaju, Sungai Gerong, Muara Enim)
b)   Jawa, terdapat di Wonokromo, Delta (JaTim); Cepu, Cilacap (JaTeng); Majalengka, Jatibarang (JaBar).
c)    Kalimantan, terdapat di Balikpapan, Pulau Tarakan, Pulau Bunyu dan Sungai Mahakam (KalTim) serta Amuntai, Tanjung, dan Rantau (KalSel)
d)   Maluku (Pulau Seram dan Tenggara)
e)    Irian Jaya (Klamono, Sorong, Babo)
B.  Antrasit, batu bara, batu bara muda;
Batubara adalah batuan yang mudah terbakar yang lebih dari 50% -70% berat volumenya merupakan bahan organik yang merupakan material karbonan termasuk inherent moisture. Pengertian umum dari batubara adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Analisa unsur memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit.
Bahan organik utamanya yaitu tumbuhan yang dapat berupa jejak kulit pohon, daun, akar, struktur kayu, spora, polen, damar, dan lain-lain. Materi pembentuk batubara dapat berupa jenis:
  • Alga
  • Silofita
  • Pteridofita
  • Gimnospermae
  • Angiospermae
1.    Pembentukan Batubara
Batubara bagus terbentuk dari endapan yang terbentuk pada zaman Karbon, kira-kira 340 juta tahun yang lalu (jtl)> Pada masa ini pembentukan batu bara terjadi paling produktif dimana hampir seluruh deposit batu bara (black coal) yang ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk. Pada Zaman Permian, kira-kira 270 jtl, juga terbentuk endapan-endapan batu bara yang ekonomis di belahan bumi bagian selatan, seperti Australia, dan berlangsung terus hingga ke Zaman Tersier (70 - 13 jtl) di berbagai belahan bumi lain.
Selanjutnya bahan organik tersebut mengalami berbagai tingkat pembusukan (dekomposisi) sehingga menyebabkan perubahan sifat-sifat fisik maupun kimia baik sebelum ataupun sesudah tertutup oleh endapan lainnya. Proses pembentukan batubara terdiri dari dua tahap yaitu tahap biokimia (penggambutan) dan tahap geokimia (pembatubaraan).
a. Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi
dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambut
b. Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus dan akhirnya antrasit.
Tahap penggambutan (peatification) adalah tahap dimana sisa-sisa tumbuhan yang terakumulasi tersimpan dalam kondisi reduksi di daerah rawa dengan sistem pengeringan yang buruk dan selalu tergenang air pada kedalaman 0,5 – 10 meter. Material tumbuhan yang busuk ini melepaskan H, N, O, dan C dalam bentuk senyawa CO2, H2O, dan NH3 untuk menjadi humus. Selanjutnya oleh bakteri anaerobik dan fungi diubah menjadi gambut (Stach, 1982, op cit Susilawati 1992).
Tahap pembatubaraan (coalification) merupakan gabungan proses biologi, kimia, dan fisika yang terjadi karena pengaruh pembebanan dari sedimen yang menutupinya, temperatur, tekanan, dan waktu terhadap komponen organik dari gambut (Stach, 1982, op cit Susilawati 1992). Pada tahap ini prosentase karbon akan meningkat, sedangkan prosentase hidrogen dan oksigen akan berkurang (Fischer, 1927, op cit Susilawati 1992). Proses ini akan menghasilkan batubara dalam berbagai tingkat kematangan material organiknya mulai dari lignit, sub bituminus, bituminus, semi antrasit, antrasit, hingga meta antrasit.
Gambar 1. Tahap Pembentukan Batubara
Gambar 2. Skema Pembentukan Batubara
.
2.    Klasifikasi Batubara
Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut.
  • Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%.
Gambar 3. Antrasit
  • Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang di Australia.
  • Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus.
Gambar 4. Sub-bituminus
  • Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya.
Gambar 5. Lignit
  • Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah .
Gambar 6. Gambut
Faktor-faktor yang berperan pada pembentukan gambut
o   Evolusi tumbuhan : jenis tumbuhan pada skala waktu geologi.
o   Iklim : berpengaruh terhadap kecepatan tumbuh dan variasi jenis tumbuhan serta proses dekomposisi
o   Geografi dan posisi : kenaikan muka air tanah relatif lambat, dan ada perlindungan rawa terhadap pantai atau sungai.
o   Struktur Geologi dan tektonik :Adanya keseimbangan antara penurunan cekungan terhadap kecepatan penumpukan sisa tumbuhan (kesimbangan biotektonik).
3. Bentuk Batubara
Lapisan batubara terbentuk berdasarkan bentuk lingkungan pengendapannya dan struktur. Ada beberapa bentuk lapisan batubara, diantaranya adalah:
a.    Endapan Batubara bentuk Horse Back Dicirikan oleh perlapisan batubara dan batuan yang menutupinya melengkung kearah atas akibat gaya kompresi.
Gambar 7. Endapan Batubara bentuk Horse Back
b.    Bentuk Clay Vein Bentuk ini terjadi apabila diantara 2 bagian deposit batubara terdapat urat lempung.
c.    Bentuk Pinch Dicirikan oleh perlapisan yang menipis dibagian tengah. Pada umumnya dasar lapisan batubata merupakan batuan yang plastis.
d.   Endapan Batubara bentuk Burreid Hill Bentuk ini terjadi apabila didaerah dimana batubara semula terbentuk, terdapat akumulasi sehingga lapisan batubara seperti “terintrusi”.
Gambar 8. Endapan Batubara bentuk Burreid Hill
e.    Endapan Batubara Akibat Sesar Bentuk ini terjadi apabila didaerah dimana deposit batubara mengelami seri patahan
Gambar 9. Endapan Batubara Akibat Sesar
f.     Endapan Batubara Akibat Lipatan Bentuk ini terjadi apabila didaerah dimana deposit batubara mengalami perlipatan

Gambar 10. Endapan Batubara Akibat Lipatan
4.    persebaran Batubara di Indonesia
Gambar . Cekungan Batubara di Indonesia
Di Indonesia, endapan batubara yang bernilai ekonomis terdapat di cekungan Tersier, yang terletak di bagian barat Paparan Sunda (termasuk Pulau Sumatera dan Kalimantan), pada umumnya endapan batu bara ekonomis tersebut dapat dikelompokkan sebagai batu bara berumur Eosen atau sekitar Tersier Bawah, kira-kira 45 juta tahun yang lalu dan Miosen atau sekitar Tersier Atas, kira-kira 20 juta tahun yang lalu menurut Skala waktu geologi.
Batubara ini terbentuk dari endapan gambut pada iklim purba sekitar khatulistiwa yang mirip dengan kondisi kini. Beberapa diantaranya tegolong kubah gambut yang terbentuk di atas muka air tanah rata-rata pada iklim basah sepanjang tahun. Dengan kata lain, kubah gambut ini terbentuk pada kondisi dimana mineral-mineral anorganik yang terbawa air dapat masuk ke dalam sistem dan membentuk lapisan batu bara yang berkadar abu dan sulfur rendah dan menebal secara lokal. Hal ini sangat umum dijumpai pada batu bara Miosen. Sebaliknya, endapan batu bara Eosen umumnya lebih tipis, berkadar abu dan sulfur tinggi. Kedua umur endapan batu bara ini terbentuk pada lingkungan lakustrin, dataran pantai atau delta, mirip dengan daerah pembentukan gambut yang terjadi saat ini di daerah timur Sumatera dan sebagian besar Kalimantan.
5.    Manfaat batu bara
a.    bahan bakar pembangkit  listrik
b.    produksi besi dan baja
c.    bahan bakar pembuatan semen
d.   bahan bakar cair.
e.    Penggunaan batu bara yang penting lainnya mencakup pusat pengolahan alumina, pabrik kertas, dan industri kimia serta farmasi.
C.  Bitumen padat, aspal
1.    Pembentukan bitumen/aspal
Bitumen adalah zat perekat (cementitious) berwarna hitam atau gelap, yang dapat diperoleh di alam atau hasil produksi. Bitumen terutama mengandung senyawa   hidrokarbon seperti aspal, ter, pitch.
Aspal didefinisikan sebagai material perekat (cementitious), berwarna hitam atau coklat tua, dengan unsure utama bitumen. Aspal dapat diperoleh di alam ataupun merupakan residu dari pengilang minyak bumi. Ter adalah material berwarna coklat atau hitam berbentuk cair atau semi padat, dengan unsur utama bitumen sebagai hasil kondensat dalam destilasi destruktif dari batubara, minyak bumi atau material organik lainnya.Pitch didefinisikan sebagai sebagai material perekat (cementitious) padat, berwarna hitam atau coklat tua, yang berbentuk cair jika dipanaskan. Pitch diperoleh sebagai residu dari destilasi fraksional ter. Ter dan pitch tidak diperoleh di alam, tetapi merupakan produk kimiawi. Dari ketiga material pengikat tersebut, aspal merupakan material yang umum digunakan untuk bahan pengikat agregat, oleh karena itu seringkali bitumen disebut pula sebagai aspal.
Aspal adalah material yang pada temperature ruang berbentuk padat sampai agak padat dan bersifat termoplastis. Jadi, aspal akan mencair jika dipanaskan sampai temperatur tertentu dan kembali membeku jika temperatur turun. Bersama dengan agregat, aspal merupakan material pembentuk campurarn perkerasan jalan. Banyaknya aspal dalam campuran perkerasan berkisar antara 4 – 10% berdasarkan berat campuran, atau 10 -15% berdasarkan volume campuran.
2.    Jenis aspal
Berdasarkan tempat diperolehnya, aspal dibedakan atas aspal alam dan aspal minyak. Aspal alam yaitu aspal yang didapat di suatu tempat di alam dan dapat digunakan sebagaimana diperolehnya atau dengan sedikit pengolahan. Aspal minyak adalah aspal yang merupakan residu pengilangan minyak bumi.
·         Aspal alam
Indonesia memiliki aspal alam yaitu di Pulau Buton, yang brtupa aspal gunung, terkenal dengan nama Asbuton (Aspal Batu Buton). Asbuton merupakan batu yang mengandung aspal, deposi asbuton membentang dari Kecamatan Lawele sampai Sampolawa. Cadangan deposit berkisar 200 juta ton dengan kadar aspal bervariasi antara 10 – 35% aspal. Penggunaan asbuton sebagai salah satu material perkerasan jalan telah dimulai sejak tahun 1920, walaupun masih bersifat konvensional.
Asbuton merupakan campuran antara bitumen dengan bahan miberal lainnya dalam bentuk batuan. Karena asbuton merupakan material yang ditemukan begitu saja di alam, maka kadar bitumen yang dikandungnya sangat bervariasi dari rendah sampai tinggi. Untuk mengatasi hal ini, maka asbuton mulai diproduksi dalam berbagai bentuk di pabrik pengolahan asbuton. Produk asbuton dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
a.       Produk asbuton yang masih mengandung material filler, seperti asbuton kasar, asbuton halus, asbuton mikro dan butonite mastic asphalt.
b.      Produk asbuton yang telah dimurnikan menjadi aspal murni melalui proses ekatrasi atau proses kimiawi.
·      Aspal minyak
Aspal minyak adalah aspal yang merupakan residu destilasi minyak bumi. Setiap minyak bumi dapat menghasilkan residu jenis asphaltic base crude oil yang banyak mengandung aspal, parafin base crude oil yang banyak mengandung parafin, atau mixed base crude oil yang mengandung campuran antara parafin dan aspal. Untuk perkerasan jalan umumnya digunakan aspal minyak jenis asphaltic base crude oil.
·      Aspal padat
adalah aspal yang berbentuk padat atau semi padat pada suhu ruang dan menjadi cair jika dipanaskan. Aspal padat dikenal dengan nama semen aspal (asphalt cement). Oleh karena itu, semen aspal harus dipanaskan terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai bahan pengikat agregat.
· Aspal cair (cutback asphalt)
yaitu aspal yang berbentuk cair pada suhu ruang. Aspal cair merupakan semen aspal yang dicairkan dengan bahan pencair dari hasil penyulingan minyak bumi seperti minyak tanah, bensin atau solar.

3.    Manfaat aspal/bitumen
 Aspal sebagai bahan pengikat dalam perkerasan lentur mempunyai sifat viskoelastis. Aspal akan bersifat padat pada suhu ruang dan bersifat cair bila dipanaskan. Aspal merupakan bahan yang sangat kompleks dan secara kimia belum dikarakterisasi dengan baik. Kandungan utama aspal adalah senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik dan aromatic yang mempunyai atom karbon sampai 150 per molekul. Kegunaan aspal adalah untuk melapisi permukaan jalan.


4.    Persebaran bitumen/aspal di indonesia

D.  Nikel, kobalt;
1.    Proses pembentukan nikel
Batuan induk bijih nikel adalah batuan peridotit. Menurut Vinogradov batuan ultra basa rata-rata mempunyai kandungan nikel sebesar 0,2 %. Unsur nikel tersebut terdapat dalam kisi-kisi kristal mineral olivin dan piroksin, sebagai hasil substitusi terhadap atom Fe dan Mg. Proses terjadinya substitusi antara Ni, Fe dan Mg dapat diterangkan karena radius ion dan muatan ion yang hampir bersamaan di antara unsur-unsur tersebut. Proses serpentinisasi yang terjadi pada batuan peridotit akibat pengaruh larutan hydrothermal, akan mengubah batuan peridotit menjadi batuan serpentinit atau batuan serpentinit peroditit. Sedangkan proses kimia dan fisika dari udara, air serta pergantian panas dingin yang bekerja kontinu, menyebabkan disintegrasi dan dekomposisi pada batuan induk.
2.    Eksploitasi dan eksplorasi nikel
Eksplotasi dilakukan dalam pertambangan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai nilai ekonomis suatu lokasi atau area yang akan ditambang. Eksplotasi dilakukan oleh geologist yang mengambil keputusan layak tidaknya suatu area penambangan, yang harus diperhatikan bagaiman prospek sumberdaya mineral pada suatu area tambang sehingga dapat menghasilkan nilai tereka (inferred) yang nantinya dapat dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan nilai idikasi (indicated) pada suatu sumberdaya mineral (mineral resources).Tahap awal eksplorasi endapan laterit berupa survey area untuk mendpatkan data awal. Persiapan peralatan yang mendukung dalam melakukan eksplorasi sangat penting, ini bertujuan agar dapat memperoleh informasi yang tepat. Untuk pengambilan data biasanya dilakukan Tespit atau tenching yaitu pengambilan sampel tanah secara sistematik permeter vertikal melalui channel sampling dengan cara pembuatan sumuran 1×1 meter peresegi dengan kedalaman tertentu. sampel tespit ini dapat memberikan gambaran secara visual kenampakan profil laterit secara vertikal dengan dimensi tertentu pada daerah yang dianggap representatif.
Tahap pengeboran eksplorasi  dilakukan untuk mengetahui informasi geologi dan mempelajari data geologi berupa batuan dasarnya, stratigrafi, struktur dan mineralisasi. dari data hasil pengeboran inilah yang nantinya dapat dilakukan perhitungan cadangan suatu prospect area serta melakukan rancangan area tambang.Data yang diperoleh dari pengeboran dicatat dan disimpan sebagai database. sampel pengeboran dibawa ke sample house untuk dilakukan preparasi sample sebelum dianalisa mendapatkan data assay. Data hasil assay ditampilkan dalam bentuk spreadsheet selanjutnya divalidasi untuk menentukan ore dan non ore. Data yang sudah divalidasi kemudian ditampilkan dalam bentuk peta  dan sayatan vertikal untuk analisan dan interpretasi geologi lebih lanjut.
3.    Manfat nikel
Nikel digunakan antara lain dalam produk-produk industry dan konsumen, temasuk stainless steel, magnet, mata uang, baterai isi ulang, string gitar listrik dan alloy khusus.

 Nikel digunakan secara besar-besaran untuk pembuatan baja tahab karat dan alloy lain yang bersifat tahan korosi, seperti Invar®,Monel®,dan Hastelloys®.
  • Alloy tembaga-nikel berbentuk tabung banyak digunakan untuk pembuatan instalasi proses penghilangan garam untuk mengubah air laut menjadi air segar.
  • Nikel digunakan pula dalam industri keramik.
  • Nikel yang sangat halus, digunakan sebagai katalis untuk menghidrogenasi minyak sayur (menjadikannya padat).
  • Pembuatan magnet elnico.
  • Baterai Penyimpanan Edison®.
  • Koin 5 sen Amerika mengandung 75% Cu dan 25% Ni, di kanada Nikel digunakan antara 1922-1981 dengan kandungan 99,99% dan magnetik lain, di Negara lain ada juga yang menggunakan nikel untuk mata uang koin





4.      Persebaran nikel di indonesia


Potensi nikel terdapat di Pulau Sulawesi, Kalimantan bagian tenggara, Maluku, dan Papua. Di sulawesi selatranNikel terdapat di sekitar Danau Matana, Danau Towuti, dan di Kolaka
E.  Timah.
1.    Proses terbentuknya timah
Pada proses endapan timah melalui beberapa fase penting yang sangat menentukan keberadaan timah itu sendiri, fase tersebut adalah, pertama adalah fase pneumatolitik, selanjutnya melalui fase kontak pneumatolitik-hidrotermal tinggi dan fase terakhir adalah hipotermal sampai mesotermal.Fase yang terakhir ini merupakan fase terpenting dalam penambangan karena mempunyai arti ekonomi, dimana larutan yang mengandung timah dengan komponen utama silica (Si02) mengisi perangkap pada jalur sesar, kekar dan bidang perlapisan.Endapan timah primer pada umumnya terdapat pada batuan granit daerah sentuhannya, sedangkan endapan timah sekunder kebanyakan terdapat pada sungai-sungai tua dan dasar lembah baik yang terdapat di darat maupun di laut.Produksi delapan puluh persen dari endapan timah sekunder yang merupakan hasil proses pelapukan endapan timah primer, sedangkan sisanya ada dua puluh persen berasal dari endapan timah primer itu sendiri.
2.    Persebaran timah di indonesia
Endapan timah di Indonesia terletak pada jalur timah terkaya di dunia, yang membujur mulai dari Cina selatan, Birma, Muangthai, Malaysia dan berlanjut ke Indonesia. Jalur di Indonesia mengarah dari utara ke selatan yaitu dari pulau Karimun, P. Kundur, P. Singkep, P. Bangka, Bangkinang (Sumatera bagian tengah)serta terdapat tanda-tanda di kepulauan Anambas, Natuna dan Karimata. Sampai ini ada dua jenis utama timah yang berdasarkan proses terbentuknya yaitu timah primer dan timah sekunder,kedua timah jenis tersebut dibedakan atas dasar proses terbentuknya (genesa).Daerah-daerah penghasil timah di Indonesia adalah Pulau Bangka, Belitung,dan Singkep yang menghasilkan lebih dari 20% produksi timah putih dunia. Di Muntok terdapat pabrik peleburan timah.
3.    Eksploitasi dan eksplorasi timah
PT Timah secara aktif terus melaksanakan kegiatan eksplorasi darat dan lepas pantai.  Proses eksplorasi meliputi beberapa kegiatan berikut yaitu:
  • Indentifikasi Daerah Potensial
  • Penyelidikan Umum
  • Pemboran Prospeksi
  • Pemboran Produksi
  • Perhitungan Sumber Daya
  • Hasil dari kegiatan tersebut adalah Sumber Daya Terukur

Kegiatan pemboran eksplorasi di darat menggunakan alat bor manual (Bangka Drill) yang memiliki kemampuan pemboran sampai dengan kedalaman 30 meter serta alat bor mekanik yang dapat mengebor sampai kedalaman 60 meter. Pemboran eksplorasi lepas pantai menggunakan Kapal Bor atau Ponton Bor  (drilling pontoons).  Alat-alat tersebut mampu membor dari permukaan laut sampai dengan batuan dasar dan bahan conto atau sample diambil setiap 2 (dua) meter atau setiap jenis lapisan tanah yang berbeda.

F.   Zat radioaktif ,Uranium,
1.    Uranium

Mineral Uranium terdapat di dalam kerak bumi hampir pada semua jenis batuan, terutama pada batuan beku asam seperti Granit, dengan kadar 3-4 gram dalam satu ton batuan. Batuan Granit dengan volume 1 km³ dapat membentuk cebakan uranium sebanyak 2.500 ton. Pada umumnya uranium dalam batuan ini terdistribusi secara merata dan dapat dijumpai dalam bentuk mineral uranit ataupun oksida kompleks auksinit betafit.
2.    Persebaran uranium di indonesia
Wilayah di Indonesia yang memiliki potensi mineral-mineral radiokatif adalah Indonesia bagian barat antara lain : Aceh Tenggara, Tapanuli, Sibolga, Sawahlunto, Muarabungo, Lampung Tengah, Sarko, Tukul, Bakumpai, Bulit, Mahakam Hulu, dan Kembayan.
Di provinsi sulawesi barat Di bukit desa Takandeang, Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, misalnya terdapat potensi mineral  radio aktif  antara 2.000 dan 3.000 nsw per jam.
Sedangkan pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Papua memiliki kandungan uranium yang jumlahnya cukup menggantikan bahan minyak dan gas yang kian menipis.
Kajian terakhir dilakukan di Mamuju, Sulbar, dimana deteksi pendahuluan menyebut kadar Uranium di lokasi tersebut berkisar antara 100-1.500 ppm (part per milion) dan Thorium antara 400-1.800 ppm.
ada beberapa tahapan yang harus dilalui unuk medapatkan bahan bakar uranium dari muali proses penambangan sampai dengan proses pembakarannya di dalam teras reaktor nuklir hingga ke pengeltolaan limbah radioaktif yang ditimbulkannya. Proses proses pada masing-masing tahapan cukup kompleks dan rumit, bebrapa diantaranya memerlukan teknologi tinggi. Daur bahan bakar nuklir mencakup semua proses baik fisika maupun kimia yang dilalui oleh bahan galian nuklir agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar di reaktor nuklir.
3.    Manfaat zat radioaktif
Dalam Bidang Kesehatan1. Iodium-131 (I-131) : - mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok - mendeteksi letak jaringan kanker/tumor otak2. Kobal-60 (Co-60) :- membunuh sel-sel kanker (terapi kanker)- pengobatan penyakit leukimia3. Teknesium-99 (Tc-99) : membunuh sel-sel kanker.
  1. 4. Talium-201 (Tl-201) : mendeteksi penyakit jantung dan pembuluh darah.5. Besi-59 (Fe-59) : mempelajari proses pembentukan sel darah merah.6. Fosforus-32 (P-32) : pengobatan penyakit polycythemia rubavera, yaitu pembentukan sel darah merah yang berlebihan.7. Sinar gamma (γ) : - mensterilkan alat-alat kedokteran yang sudah dikemas dan ditutup rapat (misalnya mensterilkan jarum suntik).
  2.  Dalam Bidang Industri Pengawetan Makanan• Menggunakan sinar gamma : - membasmi mikroorganisme, misalnya pada pengawetan rempah-rempah (seperti : merica, ketumbar, dan kemiri). - menghambat pertunasan, misalnya pada pengawetan tanaman yang berkembang biak dengan pembentukan tunas (seperti : kentang, bawang merah, jahe, dan kunyit).
  3. Dalam Bidang Hidrologi• Natrium-24 (Na-24) : - untuk menguji kecepatan aliran sungai atau aliran lumpur. - untuk mengukur debit air.


BAB III
PENUTUP


A.  Kesimpulan
Tambang golongan A adalah, bahan galian golongan strategis. Yang dimaksud strategis adalah strategis bagi pertahanan/keamanan negara atau bagi perekonomian negara;.Bahan galian golongan A atau bahan galian strategis, terdiri dari: minyak bumi,lilin bumi,gas alam,batu bara,nikel,timah,bitumen/aspal dan zat radioaktif.
Sumber daya mineral dan batubara merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, keberadaannya sangat dikontrol oleh kondisi geologi yang tidak mengenal batas administrasi, umumnya ditemukan di daerah-daerah terpencil yang miskin infrastruktur, pengusahaannya harus dilakukan di tempat di mana bahan tambang itu ditemukan. Penambangan bahan galian mineral dan batubara akan mengubah bentang alam dan menghasilkan limbah yang berpotensi mencemari  lingkungan, oleh karena itu  dalam pengelolaannya perlu melibatkan semua pihak terkait  (stakeholders). Adanya kegiatan pertambangan diharapkan dapat menjadi lokomotif pembangunan  suatu daerah
B.  Saran
·         Sumber daya alam batubara dan minyak bumi semakin berkurang, kondisi ini diperparah lagi dengan tidak dapatnya  diperbaharui; untuk itu kita harus menghemat penggunaan batu bara dan minyak bumi.
·          Lakukan pelestarian sumber daya alam dengan tidak terlalu melakukan eksploitasi Sumber daya alam.



DAFTAR PUSTAKA



Anonim,2011,http://www.google.co.id/search?rlz=1C1CHNY_idID406ID406&surceid=chrome&ie=UTF-8&q=batubara dan minyak bumi,di akses pada tanggal1 maret 2014

Anonim 2013,http://wikipedia.org.wiki, di akses pada tanggal1 maret 2014


Anwar syukur 2013,http://www.blogger.com/bumi My-earth, di akses pada tanggal1 maret 2014

Nizbah faizal 2012, http://faizalnizbah.blogspot.com/tambang golongan A-di-indonesia.html. di akses pada tanggal1 maret 2014

Suandy finie 2013 http://finiesuandiny.blogspot.com/eksplorasi mineral/tambang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar